Ibu
sudah aku buktikan cintaku kepadamu
sudah aku baktikan hidupku kepadamu
sudah aku buktikan baktiku kepadamu
dengan matiku
bersamamu
melalui rahimmu aku hidub
bersamamu juga aku mati
ternyata mati cuma begini
mati matian aku takut mati
ternyata cuma begini
di mana ini ?
ah..itu tak penting
ibu .....ibu tahu dari mana terang benderang ini berasal ?
kenapa ibu diam saja ?
berpuluh tahun kita terpisah jeruji
berpeluh peluh aku rindu ibu
ayolah...ibu, kita cerita apa saja
tentang kampung kita
tentang padi menguning yang telah lama kita tinggalkan
tentang aroma damen busuk yang wangi
tentang gang dolly yang membuat kita begini
akan aku ceritakan juga
tentang camelia yang menolak cintaku
tentang bekas luka luka di tubuhku
tentang rinduku kepadamu
yang hanya di mengerti oleh nada nada lagu
atau
ibu masih teringat peristiwa barusan ?
dinginya lapangan tembak itu ?
orang orang ramah yang tiba tiba angkuh tapi matanya menggenang air ?
prok keteprok senapan di kokang ?
berseliyut pedang aba aba membelah angin ?
oh...ibu..biarlah itu urusan Tuhan
toh... kita tidak butuh waktu lama untuk meregang sakit
bener.....aku tidak begitu sakit tadi
ketika dor..terdengar satu kali
dada kiriku terasa dingin
kemudian aku merasakan cairan hangat membasah perut ke kakiku
ibu begitu juga kan ?
setelah itu aku disini, di pelukmu ibu
aku tenteram disini, di tempat terang benderang tapi tak terlihat matahari ini
kita maafkan ya ibu
orang orang ramah yang tiba tiba angkuh tadi.....
ibu lebih cantik sekarang
senyumlah ibu.........
aku mencintaimu
dengan hidub dan matiku
" mas Sugeng....
hanya Allah lah tempat kembali,
dan sampeyan damai disisi Nya sekarang"
Galangan Segoromadu 24 Juli 2008. 20.06
Kamis, 24 Juli 2008
Langganan:
Postingan (Atom)