Kepada : Istriku
Ibu anak anakku
Istriku
Ingat kan hari ini tanggal berapa ?
Ingat kan hari ini ada apa ?
Ya..ya...ya... benar !
Hari ini adalah ulang tahun kelahiran anak kita MADA. Kurniawan Muhammada.
Hari ini lima tahun yang lalu. Di pagi yang kering karena kemarau. Di sebuah Rumah Sakit di Krian aku mendampingimu sepanjang waktu. Tak sebentarpun aku meninggalkanmu di ruang bercat putih itu.
"Buka Lima !" kata suster seperti sebuah aba aba untuk menyiapkan jantung lebih kuat dan lebih kuat lagi. Angka angka yang keluar dari bibir suster kurasakan bagai sebuah hitungan countdown untuk memulai pertarungan hidub dan mati. Aku menggenggam tanganmu erat. Dan kitapun larut dalam mantra mantra sakti doa doa memohon kekuatan yang kuasa. Kiranya Gusti Allah SWT memberikan kekuatan kepadamu.
Detik berjalan seperti pasir waktu yang tak lagi setia kepada hitungan. Lambat. Sementara mahluk dalam rahimu terus menendang nendang seolah tak sabar ingin merasakan hangat dunia.
Aku meninggalkanmu sebentar untuk berwudlu. Aku memang ingin menemanimu dan menerima jabang bayi ini dalam keadaan suci.
Suster memanggilku.
"Bapak saya minta persetujuan bapak untuk melakukan ******"
Aku lupa namanya tapi yang aku tangkap adalah ketubanmu akan di pecah dengan sebuah alat yang akan mempercepat proses kelahiran ini.
"Segala persyaratan medis sudah terpenuhi pak, tapi menunggu kontraksi normalnya kok lama, makanya kami lakukan ini untuk mempercepatnya pak."
Aku masih termangu ragu ragu.
"Kami juga akan memberikan obat perangsang kontraksinya."
Entah datangnya dari mana akhirnya aku dapat kemantapan itu. Dengan BISMILLAH akhirnya aku tandatangani persetujuan tindakan medis itu.
Istriku
Duapuluh menit kemudian rahimmu berkontraksi. Secara tak engkau sadari engkau mengejan sejadi jadinya. Peluh mulai membasahi keningmu. Dokter berjilbab itu sungguh pintar. Di ujung kakimu dengan telaten menuntunmu untuk berkontraksi.
Aku menggenggam tanganmu. Kepalamu membanting banting untuk mendapatkan kekuatan penuh itu. Kulantunkan Shalawat dengan pelan.
YA NABI SALAM ALAIKA
YA ROSUL SALAM ALAIKA
ANTA SYAMSUN ANTA BADRUN
YA NABI SALAM ALAIKA
Aku melihatnya ! Aku melihatnya !
Segumpal rambut perlahan menyembul dari rahimu.
Hampir berteriak aku !
YA NABI SALAM ALAIKA
YA ROSUL SALAM ALIKA.......
Aku melihatmu. Wajahmu pucat berbedak peluh. Hampir tak ku dengar engkau mengucap:
"aku nggak kuat ".
Centi demi centi perjalanan bayi mendadak berhenti. Kepalanya terjepit di antara dua kakimu.
Aku panik. Engkau pucat. Dokter berteriak :
"ayooooo.......sekaraaaang.......!"
(maafkan aku, aku yang tak pernah sekalipun membentakmu harus merelakanmu di bentak dokter itu)
Dan dengan kekutan terakhirmu engkau mengejan sangat keras dan agak lama.
"ALLLLLAH HHHHHHHHKKKKKKKKK.................."
Dan keluarlah seluruh tubuh bayi itu. Berdarah darah seluruh tubuhnya. Tangan mungilnya bergerak gerak. Tak bersuara.
Tubuhmu lemas lunglai. Matamu memerah akibat mengejan kuat dan lama, dan basah. Menangis.
Akupun menangis. Yang kedua dalam pernikahan kita menangis bersama.
(yang pertama saat malam pertama kita).
YA NABI SALAM ALAIKA
YA ROSUL SALAM ALAIKA
Aku menerima bayi itu dalam gendonganku. Kecil, bergerak gerak menggigil kedinginan. Mungkin kaget dengan dunia ini.
"Selamat pak bayinya laki laki."
"Terimakasih suster"
Dan aku tetap bershalawat untuk bayi kita itu.
TALAAL BADRU ALAIKA
MIN TSANIYATIL WAADA........
Rabu, 26 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar